“Kurasa kini Kita sudah berbeda.
Kita tidak ada kesatuan lagi. Tidak seperti dulu lagi. Semoga kau bahagia.”
“Tidak Nad. Aku janji tidak akan
mengulangi kesalahanku. Maafkan aku, Nad. Beri
aku 1 kesempatan lagi, aku masih ingin terus bersamamu”
“Jika tak ada lagi cinta, maka
jangan berjanji lagi tentang kita. Aku telah memaafkanmu sejak dulu,bahkan
sebelum kau minta maaf padaku…”
***
di DPR (Re: Dibawah pohin rindang) aku duduk bersama kedua temanku; Bella dan Dea. Seperti biasa
setelah habis jam kuliah, kita menyempatkan waktu untuk menikmati surga dunia; menikmati fasilitas wifi
di kampus. Terik mentari siang ini tak mampu mengalihkan perhatianku pada layar
netbook ku. Hingga cowok berjaket hitam datang bersama temannya. Segera dia
parkir satrianya tepat di hadapanku.
Sontak, aku pun menongak. Kulihat
wajah cowok itu. Hening. kurasakan ada angin yang menerpa wajahku.
“Dia kan…”
“Dia kan…”
“Woi malah nglamun. Kayak baru
pertama kali liat cowok kece aja deh! Tawa mereka membuyarkan lamunanku.
“Woi do! Ih kok nggak ngabari
dulu sih kalo mau kesini?” cerocos Bella.
“Penting?” jawab cowok itu singkat.
“Penting?” jawab cowok itu singkat.
Nyeesss! Mata kita bertemu di
satu titik. Senyumanmu itu. Entah apa
yang ada dibalik senyum itu, ketika aku melihatnya, aku merasa bahagia itu
sederhana; dengan melihat senyumanmu. Setiap kali kamu tersenyum, setiap itu
juga aku memahami bila Tuhan sedang membahagiakan aku.
Sama halnya dengan pohon dibelakang ku ini. Cintamu begitu rimbun, sehingga
membuatku betah berteduh di bawahnya.
Tuhan..biarkan aku menatapnya, biarkan aku memandangnya, karena di sela
senyum dan tawanya selalu kurasakan bahagia tersendiri bagiku.
Teringat saat pertama kali aku bertemu
dengannya. Christian Aldo. Ya! Cowok ini dengan cepat membuatku “penasaran” layaknya
seorang a girl killer, aku suka pada dia tanpa sebab. Dengan hanya senyuman
mautnya itu mampu mebuatku melting. Dia
duduk di sebelahku ketika mengikuti acara pembukan Ospek saat itu.
***
“Eh ke sebelah yuk, Guys!” Ajak Aldo.Tanpa
berlama-lama Bella pun beranjak dari duduknya.
“Nggak deh, aku disini aja”
sahutku. Begitu juga si Dea, dia memilih untuk tetap bersamaku.
“Yah.. okedehhh”
Tahukah kamu ada kata "Jangan pergi" yg berteriak di dlm
hatiku saat bibirku berkata lirih kepadamu “Nggak deh, aku disini aja”?
“Mereka pacaran, ya Lus?”
“Siapa?”
“Yaelah, ya si Aldo sama Bella?”
“Hahahaha. Ya enggak lah. Mereka
Cuma lagi ngalamin nasib yang sama aja. Kenapa sih? Cemburu? Haha Nad nad.”
Cemburu? Mungkin. Rasanya seperti tak adil, aku kan yang kenal lebih
awal dengannya. Kenapa malah Bella yang lebih akrab? Pfft!
“Nasib yang sama maksudnya
gimana?”
“Ih, kepo banget sih. mereka itu
sama-sama lagi complicated, Nad. Udah? Tanya apa lagi? Jangan bilang kamu suka
sama si Aldo? Udah ah. Aku pulang dulu ya.”
“Loh eh kok pulang sih? aku juga
deh. Eh ini bukunya si Bella gih balikin deh De.”
“Ah males. Kamu ajadeh.”
“Udaaah ayook kita balikin bareng!”
tanpa menunggu jawaban dari si Dea kutarik lengannya menemaniku mengembalikan buku
Bella yang tertinggal itu.
Sebenarnya males juga sih, dia
kan lagi sama Aldo.Pffftt! cemburu menguras hati nih.
“Nih bell, bukumu ketinggalan tuh.
Udah nggak butuh lagi nih ceritanya?”
“Ihhh kamu sewot banget sih Nad.
Lagi PMS ya? Haha. Thanks ya”
Tak sengaja kulihat Aldo ikut
tertawa. “Apa lo ikutan juga?” Jawabku sewot. Padahal…. Ahhh indahnyaaa tawamu
itu~
***
Bip bip!
1 Message From: Aldo
Sori, Nad aku lagi sibuk.
Ah sial. Selalu begitu.
Akhir-akhir ini ada yang berbeda dengan Aldo. tanganku tergolek lesu. Lemah mebisu.
Tak terasa sudah 2 bulan aku pacaran sama Aldo. tapi aku merasa ada sekat
diantara kita. Entahlah. Sebenarnya aku hanya ingin mengucapkan Happy Anniversary 2 month, darl. Tapi
kenapa untuk menjawab telfon ku saja tak sempat. Apa salahku?
“Ecieee ada yang 2 bulanan nih!
Traktir kita doong. Ya nggak De?”
“Betul tuh Bell, ayo Nad. Kok
kamu keliatan kusut gitu sih? harusnya bahagia dooong. Gimana sih?”
“Okedeeeh. yukk capcus kantin!” Terpaksa, kuberikan senyuman palsuku untuk mereka.
***
“Eh aku duluan ya!”
“Loh nggak jadi makan nih?”
“Kapan-kapan ajadeh. Sori aku buru-buru bye! muach!”
Aneh, Bella langsung pergi begitu
saja, sedetik setelah dia menutup telfon dari ponselnya. Padahal biasanya dia
paling males nerima telfon pas lagi makan. Tapi ini.. ya sudahlah. Mungkin ada
acara keluaraga.
“Ada apa, Nad? Eh dapet kado apa
nih dari Aldo? kalung? Cincin? Waaaah cerita doooong!”
“Duh! Cerewet banget siihh lo De.
Nggak tau ya aku lagi sebel gini.”
“Ya map. Emang kenapa sih?”
“Gimana perasaan lo ketika pacar
lo sendiri lupa tanggal jadiannya? Gimanaaa ha?”
“Ah masak sih? mungkin dia bakal
kasih surprise deh ke kamu. Jangan negthink
terus napa, Nad.”
“Hhhh.. semoga deh” jawabku lesu.
***
21 Oktober 2012, 21:21
Bintang malam katakan padanya.
Aku ingin melukis sinarmu di hatinya…
Malam ini terasa sunyi sekali.
Tak ada telfon ataupun sms darimu. Entah sampai kapan hati ini selalu sepi,
entah kapan aku bisa menemukan dirimu yang dulu, dirimu yg bisa memenuhi hatiku
dengan cintamu yang tulus itu. Kupandangi langit-langit kamarku. Kudapati
wajahmu ada di atas sana dengan senyum itu. aku merindukan senyummu yang selalu bisa membuat hatiku seketika luluh
Alunan lagu Kerispatih seakan
mengantarkanku kedalam pelukanmu. Sayup-sayup ku mendengar kau memanggil
namaku, hatiku kegirangan. Ku buka mataku, namun tak ada sosokmu terlihat. Aku
rindu. Apakah kau juga merasakan seperti apa yang kurasakan sekarang? Atau
malah kau anggap aku hanya sebagai bayang-bayang semu? Tes.. tak terasa air mataku
jatuh membasahi pipiku. Aku menangis dalam diam.. Aku kesepian.. Aku tak mampu
lagi menemukan cara untuk meluapkan rindu, Aku hanya mampu berdiam diri;
menunggu kabar darimu..
Bersambung...
0 comments:
Post a Comment