Showing posts with label cerpen. Show all posts
Showing posts with label cerpen. Show all posts

Apakah ini makna dari semua senyum manismu? [Part IV]

Satu bulan kemudian, tanpa cinta…

Senja telah silam. Kenangan itu terurai kembali dan aku mematut sedih. Segaris masa lalu membawa hati pada sebuah penghujung. Kebersamaan itu. Sore ini aku berniat menemuimu. Angin mulai berhembus, menggelitik kulitku. Langkahku terhenti. Aku tak sanggup lagi berlama-lama sendiri tanpa sosokmu. Aku rindu. Terlebih aku rindu senyuman indahmu itu…

"Maafkan aku, selama ini aku telah salah menilaimu.”

Tak ada jawaban.

“Hei.. kau masih disana kan? Kau benar-benar tak mau memaafkanku?”
Sudah kesekian kalinya aku bersimpuh di hadapannya hanya untuk meminta maaf tapi dia tetap diam enggan untuk mengucap sepatah katapun.

“Aku benar-benar minta maaf.  Aku tau aku yang salah.”

Aku masih ingin mencoba meminta maaf padamu, meskipun aku tahu kau akan tetap membisu....

***

“Bodoh! Kau selalu mengambil kesimpulan terlalu cepat. Sekarang apa? Kau terlambat, Nad.”
“Tapi dia tidak pernah cerita hal ini, dan kau kenapa kamu tidak pernah cerita padaku? Kau kan sahabatku, Bell!!!”
"Kau sudah tahu aku sahabatmu, kenapa kau masih curiga padaku? Kenapa kau cemburu padaku? Kau tak pernah mau mendengar penjelasan dariku. Sudah lama Aldo mengidap penyakit ini. Dia cerita padaku. Dia nggak mau buat kamu sedih karena leukimianya. Dia takut, kamu mencintainya hanya karena kau mengasihaninya tanpa ada rasa cinta yang tulus di sisa umurnya ini. Makanya dia selalu memintaku untuk menemaninya berobat. Toh aku tak selalu berduaan. Ada sepupunya juga. Kau tahu kan? Asal kau tahu, Nad dibalik senyuman Aldo sesungguhnya ada kesedihan mendalam disana.

Dia berusaha untuk sembuh. Dia berusaha untuk melawan penyakitnya agar tetap bisa menjalani hari-harinya bersamamu. Hingga pada suatu malam, kau memutuskan untuk mengakhiri hubungan kalian. Seketika itu kondisi Aldo ngedrop. Dia tak tahu harus berbuat apa. Rasanya percuma berlama-lama di dunia ini tanpa sosokmu, Nad…”

Aku hanya diam terpaku mendengar penjelasan Bella. Dan.. seketika itu isak tangisku memecah ruangan ini.. sekarang siapa yang bodoh? Aku. Aku yang bodoh, Do! Aku tak pernah sadar ternyata selama ini kebahagiaanmu itu hanyalah semu. Senyumanmu… semua itu palsu! Kau hanya ingin seolah-olah kau bahagia. Kenapa kamu melakukan ini? Seharusnya kamu jujur sama aku, Do 

***

Terlintas sejuta kenanganku berasama Aldo. saat pertama kali kita bertemu saat itu juga tumbuh benih cinta. Saat kau mengungkapkan perasaanmu kepadaku. kau yang selalu hadir di setiap ku menatap langit-langit kamarku, bayanganmu yang selalu hadir disetiap anganku, wajahmu yang selalu menghantui sepiku. Hiks..kini semua itu tinggal kenangan.

Begitu cepat semuanya berakhir. Sepertinya leukemia cemburu akan kebersamaanku dengan Aldo, hingga dengan ganasnya dia tega memisahkan jarak antara Aldo dan aku. Tuhan.. apa salahku? Hingga kau ambil malaikat penjagaku. Aku tergolek lesu. Bulir air mataku tak henti-hentinya jatuh membasahi tanah tempat kau berbaring. Rasanya aku tak kuasa lagi menahannya. Tapi setidaknya rintik hujan ini dapat menutupiku yang sedang menangis ini. Aku tak ingin terlihat sedih olehmu. Kupeluk erat nisanmu, lalu kuletakkan seikat bunga mawar disitu.

“Aku akan selalu mencintaimu, Do. Aku tulus mencintaimu. Aku akan kembali lagi besok.”

Kucium nisannya, kemudian aku pulang berteman hujan. Sial! Guyuran hujan kali ini pun tak dapat membasuh luka batinku.

-END-
Read more »

Apakah ini makna dari semua senyum manismu? (Part III)


Senin, 22 Oktober 2012

Sinar mentari mulai menerobos melewati celah-celah jendela kamarku. Kubuka mataku. Kulihat jam doraemonku; jam 8. Aku langsung terperanjat. Aku baru ingat, hari ini ada kuliah pagi. “Ah sial! Telat nih. Oh God..”
Segera kupaksakan tubuhku beranjak meninggalkan tempat tidurku. Aku segera menuju ke kamar mandi. Kupakai kemeja biruku. Sambil menuruni tangga, aku mengenangakan jam tangan.

“Telat bangun lagi?” Kulihat Ibu sudah siap memberiku roti, aku hanya meringis lalu ku kecup keningnya.
“Thanks, Mom aku berangkat dulu ya!”
“Dasar anak muda! Hati-hati, Nad.” Jawabnya.

Entah, pagi ini sangat kacau. Begitupun pikiranku saat ini. Bayanganmu tak henti-hentinya menari-menari di pikiranku. Aku berlari menyusuri koridor kelasku. Kulirik jam tanganku; jam  09.15.

BRAK!

“Aduuh. Gimana sih! liat-liat dong kalau jalan” Cerocos cewek di depanku.
“Eh sori, lagi buru-buru nih. Kamu gapapa kan?” jawabku
“Gapapa gimana?  Jadi kotor kan bajuku! Ih.” Bentaknya
“Hei hei ada apa nih? Pagi-pagi kok udah ribut?. Nadia! Kamu terlambat masuk kelas saya?”
“Nggh eh nggh anu pak.."
“Apa lagi? Ayo cepat masuk sana!”
“Baik pak, maaf."

Aku segera berlari kecil menuju kelas. Hhh sedikit lega akhirnya tidak berurusan panjang dengan cewek judes itu. Tapi.. dia siapa ya? Kok tidak pernah lihat di kampus ini. Mahasiswi baru kali ya. Ah bodoh amat deh!

***

Masih tersisa 5 menit lagi untuk menanti bel pulang. Rasanya tak sabar lagi untuk merebahkan tubuhku ke kasur!

Bip bip.
Message from: Dea
Jangan pulang dulu. Aku tunggu di DPR.

“Duh! Mau apa lagi sih ini anak?”
Teeett….

***

“He Ada apasih?”
“Gawat Nad.. Gawaaattt!!”
“Apanya?”
“Ikut gue sekarang juga”
“Eh eh ada apasih? Jangan main paksa gini dong.”
“Udah deh, ntar lo juga tau”

***

“Ngapain ke Rumah Sakit, Dea cantik? Siapa yang sakit?”
“Huss.. liat tuh”

Mataku mengikuti jari telunjuk si Dea. Disana kutemukan sosok Bella dan Aldo! Hah? ALDO? Ngapain sama Bella? Dan satu lagi cewek bertubuh tinggi yang tak asing bagiku… Kucoba mengingat-ingat siapa cewek itu..

“Ah! Itukaaaan cewek yang tadi pagi! Kok bisa sama Bella sih? Itu apanya Bella? Ngapain ada Aldo juga? Gue harus turun!”
“Eeeeh tunggu Nad, kita di mobil aja dulu”
“Lo kenal nggak sama cewek itu?”
“Mana? Sepupunya Aldo? Kak Saras? Lo nggak pernah diceritain Aldo?”
“Oh jadi itu sepupunya Aldo? pantes tadi dia ke kampus. Tapi kok lo tau?”
“Iya lah dia itu temennya kakak gue sekaligus pacarnya kakaknya si Bella. Kayaknya kak Saras tadi nyari si Bella di kampus”
“Oh gitu to.. Eh eh Bella ngapain tuh gandengan tangan sama Aldo? Nggak bisa nggak bisa. Gue harus turun De!!”

Aku semakin mempercepat langkahku ke arah mereka.

PLAK!!

“Jadi ini yang membuat kamu sibuk akhir-akhir ini, Do? Bell, lo tega ya udah nusuk sahabat lo sendiri. Busuk lo Bell. Ternyata bener selama ini gue udah curiga sama lo. Congrat deh buat kalian!”

“Nad.. tunggu nad. Aku bisa jelasin ini semua…” Kata Aldo mencoba menghentikan langkahku.

“Nggak ada yang perlu dijelasin!! Ayo De kita pulang”

“Nad.. Tung.. tunggu uhuk uhuk..” suara Aldo mulai memudar.

“Lo nggak apa Nad? Nad Aldo pingsan Nad!!”

“Udah cepet anter gue pulang! Itu sandiwaranya dia aja!! Gue udah muak!” bentakku.

***

Lengkap sudah penderitaanku ini. Sudah kesekian kalinya aku menangis gara-gara Aldo.Aku benar-benar kecewa. Aku telah memberikan tempat terbaik untuk Aldo, tapi begitu mudahnya dia menghancurkannya. Bodoh!

Bip bip

Message from : Aldo
“Nad, aku nggak ada apa-apa sama Bella Nad. Ini tadi hanya salah paham.Hatiku tetap utuh mencintaimu, Nad. Maaf akhir-akhir ini aku memang sibuk. Karena memang ada beberapa hal yang harus aku lakukan.”

“Kurasa kini Kita sudah berbeda, Do. Kita tidak ada kesatuan lagi. Tidak seperti dulu lagi. Semoga kau bahagia :’)”

“Tidak Nad. Aku janji tidak akan mengulangi kesalahanku. Maafkan aku, Nad. Beri aku 1 kesempatan lagi, aku masih ingin terus bersamamu..”

“Jika tak ada lagi cinta, maka jangan berjanji lagi tentang kita. Aku telah memaafkanmu sejak dulu, bahkan sebelum kau minta maaf padaku. Jaga sahabtaku, Bella baik-baik Do”

Kumatikan benda kecil ku itu; HP. aku tak ingin terlarut terus oleh kesedihan ini. Aku sudah terlalu capek. Semua berubah. Bukankah seharusnya senyum itu hanya milikku ? Bukankah harusnya kau hanya mempelihatkan senyum itu padaku ? Kenapa sekarang semuanya berbeda?

Bersambung...

Read more »

Apakah ini makna dari semua senyum manismu? (Part II)


15 Agustus 2012

Hari ini ada pengarahan kegiatan Ospek di kampusku. Dengan cepat kulangkan kakiku menuju aula. Hh masih sepi! Hanya ada 3 orang disana. Tak ada yang ku kenal. Aku duduk di barisan bangku terdepan. Sambil menunggu, aku memutar mp3 untuk mengusir sepi di ruangan ini.

“Permisi…” ucap salah satu cowok disampingku.
“oh iya, silahkan” balasku sambil tersenyum.
Dia membalas tersenyum dan duduk tepat di sebelah kiriku.Ah! senyuman itu. Mata itu. Indah sekali. Diam-diam aku memperhatikannya. Tanpa sadar diapun menatapku. Dengan senyuman yang pertama kali ku lihat. Membuatku menjadi malu. Diam-diam jantung ini berdetak lebih kencang. Diam-diam ada getaran yang aneh dalam di dadaku. Hhh apakah itu? Membuatku sulit tuk bernafas. Mungkinkah ini yang namanya love at the first sight? Atau hanya perasaan kagum semata? Tapi apakah secepat ini?
Detik demi detik berlalu. Kita tetap diam. Tetap sibuk dalam pikiran masing-masing. Ingin ku mengenalmu. Ingin ku bertanya. Namun aku hanya bisa terdiam.

“Aldo” tangannya menjulur ke arahku.
“Oh nggh eh, Nadia” jawabku gugup. Segera kusambut juluran tanganmu itu.
Ada apa ini? Kenapa dengan itu saja kau telah mengguncangkan duniaku? Aneh. Aku tak lagi sanggup mengucap sepatah kata pun.Ku tak kuasa menahan gejolak. Semua rasa telah menjadi satu.
Tiba saatnya pembagian kelompok. Tanpa sadar aku berdoa, berharap aku bisa sekelompok sama cowok berkaos Orange sebelahku ini;Aldo. aku berharap bisa lebih dekat dengannnya. Tapi sayang, kita beda kelompok dan setelah aku tahu kalau dia  ikut kelas sore…bertambah lagi rasa kecewaku hari ini…. Tapi syukurlah, tadi masih sempat untuk bertukar nomer HP. Masih ada secercah harapan nih batinku hihi. Mungkin aku hanya punya waktu selama seminggu;selama kegiatan ospek, untuk mengenalnya lebih dekat meskipun kita tidak sekelompok.Ya!
Tak terasa pembinaan Ospek hari ini sudah berakhir. Kenapa waktu berjalan cepat sekali? Ingin rasanya hentikan waktu, saat ku berada di dekatmu. Aku masih ingin menikmati momen-momen manis ini. Meskipun dalam diam. Andai…

***

Bip bip!
1 message from 08575469****
Eh besok suruh bawa apa aja ya, Nad?
-Aldo-

Sedetik jantungku berhenti. Kurasakan diriku terbang. Ke langit ke delapan mungkin! Wah! Aldo sms aku? Padahal kan kita tidak satu kelompok? Dia kan bisa sms ke teman sekelompoknya? Ah itu tak penting lagi. Dengan lincah jemariku membalas sms darinya.

***

Andai kau tahu betapa hati ini mengharap kehadiranmu, takkan pernah ku sia-siakan sedetik pun untuk bersamamu. Seminggu sudah aku mengenalmu dalam bisu. Inbox ku kini penuh dengan sms yang berdatangan darimu. Aku selalu menyimpannya. Biarkan ku selalu mengingatnya.

Hingga di suatu malam ke 20 di bulan Agustus ini. Yang takkan pernah kulupakan. Kita saling mengungkap rasa. Mungkin kita sama-sama tak kuasa menahannya dalam dada.
“Mungkin aku bukan siapa-siapa bagimu. Namun dirimu serasa sangat berarti untukku.
Sejak pertama ku mengenal dirimu. Semua yang ada di hidupku serasa lebih hidup dari semula. Aku tahu kita berbeda. Namun apakah karena perbedaan kita ini kita tidak boleh bersatu? Aku rasa, aku mencintaimu, Nad. Sejak awal kita bertemu.”

Deg! Mungkinkah mimpiku selama ini akhirnya menjadi kenyataan? Kau memiliki rasa yang sama sepertiku. Tuhan.. kau telah mengirim malaikat kedalam hidupku.

Lalu kubalas, “Tak kan kubiarkan perbedaan ini menjadikan dinding penghalang kita, Do. Saat pertama melihatmu, aku merasa bertemu sosok yang begitu dekat dengaku. sepertinya hati ini sangat nyaman saat berada disisimu, meskipun kita baru saling mengenal. Aku juga mencintaimu, Aldo…”

***

Ku tatap langit-langit kamarku lagi. Masih sama. Terlintas kenangan itu, terbesit dalam benakku. Kerapuhan menemaniku dan hanya air mata yang mengarungi perasaan ini. Dinginnya malam menembus pori-pori kulitku. Ku tarik selimutku lagi. Kubiarkan diriku tenggelam kedalamnya. Di kesunyian, aku termenung sendiri.

Entah mengapa akhir-akhir ini aku merasa sendiri. Sepi sekali. Aku mulai berkelana dalam pikiranku sendiri, kutemukan dirimu di dalamnya, ciptaan Tuhan yg paling kucinta dan kurindukan. Rapuh, hatiku rapuh.. Saat kesendirian menghampiriku, kesepian menemaniku.. Cintaku, kuingin kau kembali padaku, menggenggam erat hatiku. . Aku merindukanmu.  Terlebih sosokmu yang dulu.. bukan sosokmu sekarang yang terlalu sibuk dengan duniamu.

bersambung
Read more »

Apa ini makna dari semua senyum manismu?


“Kurasa kini Kita sudah berbeda. Kita tidak ada kesatuan lagi. Tidak seperti dulu lagi. Semoga kau bahagia.”
“Tidak Nad. Aku janji tidak akan mengulangi kesalahanku. Maafkan aku, Nad. Beri aku 1 kesempatan lagi, aku masih ingin terus bersamamu”
“Jika tak ada lagi cinta, maka jangan berjanji lagi tentang kita. Aku telah memaafkanmu sejak dulu,bahkan sebelum kau minta maaf padaku…”
***
di DPR (Re: Dibawah pohin rindang) aku duduk bersama kedua temanku; Bella dan Dea. Seperti biasa setelah habis jam kuliah, kita menyempatkan waktu untuk menikmati surga dunia; menikmati fasilitas wifi di kampus. Terik mentari siang ini tak mampu mengalihkan perhatianku pada layar netbook ku. Hingga cowok berjaket hitam datang bersama temannya. Segera dia parkir satrianya tepat di hadapanku.
Sontak, aku pun menongak. Kulihat wajah cowok itu. Hening. kurasakan ada angin yang menerpa wajahku.
“Dia kan…”
“Woi malah nglamun. Kayak baru pertama kali liat cowok kece aja deh! Tawa mereka membuyarkan lamunanku.
“Woi do! Ih kok nggak ngabari dulu sih kalo mau kesini?” cerocos Bella.
“Penting?” jawab cowok itu singkat.

Nyeesss! Mata kita bertemu di satu titik. Senyumanmu itu.  Entah apa yang ada dibalik senyum itu, ketika aku melihatnya, aku merasa bahagia itu sederhana; dengan melihat senyumanmu. Setiap kali kamu tersenyum, setiap itu juga aku memahami bila Tuhan sedang membahagiakan aku.
Sama halnya dengan pohon dibelakang ku ini. Cintamu begitu rimbun, sehingga membuatku betah berteduh di bawahnya.
Tuhan..biarkan aku menatapnya, biarkan aku memandangnya, karena di sela senyum dan tawanya selalu kurasakan bahagia tersendiri bagiku.

Teringat saat pertama kali aku bertemu dengannya. Christian Aldo. Ya! Cowok ini dengan cepat membuatku “penasaran” layaknya seorang a girl killer, aku suka pada dia tanpa sebab. Dengan hanya senyuman mautnya itu mampu mebuatku melting. Dia duduk di sebelahku ketika mengikuti acara pembukan Ospek saat itu.

***

“Eh ke sebelah yuk, Guys!” Ajak Aldo.Tanpa berlama-lama Bella pun beranjak dari duduknya.
“Nggak deh, aku disini aja” sahutku. Begitu juga si Dea, dia memilih untuk tetap bersamaku.
“Yah.. okedehhh”
Tahukah kamu ada kata "Jangan pergi" yg berteriak di dlm hatiku saat bibirku berkata lirih kepadamu “Nggak deh, aku disini aja”?
“Mereka pacaran, ya Lus?”
“Siapa?”
“Yaelah, ya si Aldo sama Bella?”
“Hahahaha. Ya enggak lah. Mereka Cuma lagi ngalamin nasib yang sama aja. Kenapa sih? Cemburu? Haha Nad nad.”

Cemburu? Mungkin. Rasanya seperti tak adil, aku kan yang kenal lebih awal dengannya. Kenapa malah Bella yang lebih akrab? Pfft!

“Nasib yang sama maksudnya gimana?”
“Ih, kepo banget sih. mereka itu sama-sama lagi complicated, Nad. Udah? Tanya apa lagi? Jangan bilang kamu suka sama si Aldo? Udah ah. Aku pulang dulu ya.”
“Loh eh kok pulang sih? aku juga deh. Eh ini bukunya si Bella gih balikin deh De.”
“Ah males. Kamu ajadeh.”
“Udaaah ayook kita balikin bareng!” tanpa menunggu jawaban dari si Dea kutarik lengannya menemaniku mengembalikan buku Bella yang tertinggal itu.
Sebenarnya males juga sih, dia kan lagi sama Aldo.Pffftt! cemburu menguras hati nih.
“Nih bell, bukumu ketinggalan tuh. Udah nggak butuh lagi nih ceritanya?”
“Ihhh kamu sewot banget sih Nad. Lagi PMS ya? Haha. Thanks ya”
Tak sengaja kulihat Aldo ikut tertawa. “Apa lo ikutan juga?” Jawabku sewot. Padahal…. Ahhh indahnyaaa tawamu itu~

***
Bip bip!

1 Message From: Aldo
Sori, Nad aku lagi sibuk.

Ah sial. Selalu begitu. Akhir-akhir ini ada yang berbeda dengan Aldo. tanganku tergolek lesu. Lemah mebisu. Tak terasa sudah 2 bulan aku pacaran sama Aldo. tapi aku merasa ada sekat diantara kita. Entahlah. Sebenarnya aku hanya ingin mengucapkan Happy Anniversary 2 month, darl. Tapi kenapa untuk menjawab telfon ku saja tak sempat. Apa salahku?

“Ecieee ada yang 2 bulanan nih! Traktir kita doong. Ya nggak De?”
“Betul tuh Bell, ayo Nad. Kok kamu keliatan kusut gitu sih? harusnya bahagia dooong. Gimana sih?”
“Okedeeeh. yukk capcus kantin!” Terpaksa, kuberikan senyuman palsuku untuk mereka.

***

“Eh aku duluan ya!”
“Loh nggak jadi makan nih?”
“Kapan-kapan ajadeh. Sori aku buru-buru bye! muach!”

Aneh, Bella langsung pergi begitu saja, sedetik setelah dia menutup telfon dari ponselnya. Padahal biasanya dia paling males nerima telfon pas lagi makan. Tapi ini.. ya sudahlah. Mungkin ada acara keluaraga.

“Ada apa, Nad? Eh dapet kado apa nih dari Aldo? kalung? Cincin? Waaaah cerita doooong!”
“Duh! Cerewet banget siihh lo De. Nggak tau ya aku lagi sebel gini.”
“Ya map. Emang kenapa sih?”
“Gimana perasaan lo ketika pacar lo sendiri lupa tanggal jadiannya? Gimanaaa ha?”
“Ah masak sih? mungkin dia bakal kasih surprise deh ke kamu. Jangan negthink terus napa, Nad.”
“Hhhh.. semoga deh” jawabku lesu.

***

21 Oktober 2012, 21:21

Bintang malam katakan padanya. Aku ingin melukis sinarmu di hatinya…

Malam ini terasa sunyi sekali. Tak ada telfon ataupun sms darimu. Entah sampai kapan hati ini selalu sepi, entah kapan aku bisa menemukan dirimu yang dulu, dirimu yg bisa memenuhi hatiku dengan cintamu yang tulus itu. Kupandangi langit-langit kamarku. Kudapati wajahmu ada di atas sana dengan senyum itu. aku merindukan senyummu yang selalu bisa membuat hatiku seketika luluh
Alunan lagu Kerispatih seakan mengantarkanku kedalam pelukanmu. Sayup-sayup ku mendengar kau memanggil namaku, hatiku kegirangan. Ku buka mataku, namun tak ada sosokmu terlihat. Aku rindu. Apakah kau juga merasakan seperti apa yang kurasakan sekarang? Atau malah kau anggap aku hanya sebagai bayang-bayang semu? Tes.. tak terasa air mataku jatuh membasahi pipiku. Aku menangis dalam diam.. Aku kesepian.. Aku tak mampu lagi menemukan cara untuk meluapkan rindu, Aku hanya mampu berdiam diri; menunggu kabar darimu..

Bersambung...
Read more »

DWITASARI :): Kenapa Harus Kamu?

DWITASARI :): Kenapa Harus Kamu?: Kenapa harus kamu? Yang menghadirkan tanda tanya dan bisu yang menyeringai santai Kenapa harus kamu? Yang tiba-tiba datang lalu menyelonong...
Read more »

DWITASARI :): Kenapa Harus Kamu?

DWITASARI :): Kenapa Harus Kamu?: Kenapa harus kamu? Yang menghadirkan tanda tanya dan bisu yang menyeringai santai Kenapa harus kamu? Yang tiba-tiba datang lalu menyelonong...
Read more »

DWITASARI :): Kau Tak Tahu, Aku Rindu!

DWITASARI :): Kau Tak Tahu, Aku Rindu!: Kau tak tahu, aku rindu Meskipun mengalir sajak-sajak kecil yang mencari muaranya, kamu Meskipun mengalir air mata deras yang menjadi penye...
Read more »